Sedikit menanggapi kebijakan pemerintah soal kenaikan bbm yang secara resmi mulai diberlakukan pada tanggal 22 juni 2013 jam 00.00 wib dari sudut pandang berbeda, dari pada harus turun ke jalan yang ujung2nya berbuat ketidaktertiban umum. Pasalnya sekeras apapun kita berteriak dan sekuat apapun kita berusaha me "robohkan setan yang berdiri mengangkang" itu, namun seringkali dalam kenyataannya "setan" itu tetap tutup mata serta telinga mereka rapat2, terlihat seduh sedan wajahnya kala berhadapan dengan kamera lalu kemudian bersorak mengatasnamakan kenaikan bbm demi kepentingan rakyat dibelakangnya. Rakyat siapa?
Kenaikan BBM
LM bukan mau berunjuk rasa soal kenaikan bbm tersebut dari sudut pandang politik karena memang bukan seseorang yang memiliki kapasitas sebagai politisi, tapi mencoba menanggapi dari pandangan sebagai seorang orang tua terhadap anak2nya ke dalam bentuk puisi, bukan cuma puisi cinta yang dapat menjadi suatu karya dengan seribu bahasa yang dapat tercipta dari rasa menyayangi dan menyakiti karena cinta. Mudah2an puisi kenaikan bbm ini bisa memberikan pemahaman yang mendalam bagi orang2 di atas sana dari kepiluan hati orang2 di bawah.
Satu yang selalu terlintas dalam benakku
ketika mendengar kabar kenaikanmu
anakku, anak2ku....
Dua jam sebelum kepastian kenaikanmu
dalam antrian panjang mataku hanya tertuju
pada ibu dan anak dalam pelukannya
kembali aku teringat anakku, anak2ku...
Pernahkah singgah dihatimu, aku juga anakmu
anakmu yang seharusnya engkau cintai dan sayangi
anakmu yang tidak kuasa menentang kehendakmu
karena aku begitu menghormatimu dan patuh kepadamu...
Tidak berbeda seperti aku terhadap anakku, anak2ku...
Aku cintai mereka sepenuh hatiku...
Aku sayangi mereka seluruh jiwa ragaku...
Aku rela berlapar-lapar sebelum kenyang perutnya...
Aku merasakan perih mendalam saat rasa sakit menghampirinya...
Aku harus tetap kuat menjadi tempatnya bersandar ketika duka menerpanya...
Aku harus terlihat tegar sampai tangisnya berhenti dalam pelukanku...
Aku selalu bersedih meskipun melihat kedamaian dalam tidurnya...
Aku rela mengorbankan seluruh hartaku demi senyumnya...
Aku bersedia menukar nyawaku demi kesejahteraan hidupnya...
Pernahkan tersentuh dihatimu melihat anakmu, anak2mu
hati mereka teriris menangis tidak mendapat kasihmu
mereka itu lemah dan tak berdaya tanpa sayangmu
Cintailah mereka, anakmu, anak2mu...
Itulah sedikit tanggapan LM dalam bentuk puisi kenaikan bbm, pesan yang ingin LM sampaikan untuk orang2 di atas sana adalah rakyat itu anakmu, layaknya seperti orang tua kepada anaknya yang akan berjuang dan berkorban demi hidupnya. Apapun yang mereka lakukan dalam perjuangan dan pengorbanannya adalah semata-mata hanya untuk kesejahteraan hidup anak2nya. Bukan sebaliknya membuat hasil karya ketidakadilan dengan mengorbankan mereka untuk kesejahteraanmu. Salam.
0 komentar:
Posting Komentar